Kehidupan Orang Belawan Bahari: Antara Tradisi, Laut, dan Perubahan Zaman

Kehidupan Orang Belawan Bahari: Antara Tradisi, Laut, dan Perubahan Zaman
Kehidupan Orang Belawan Bahari ©Marinas One

Kawan Bahari, apakah kamu pernah mendengar tentang kehidupan Orang Belawan Bahari? Sebuah komunitas yang berdiri kokoh di tepi laut Medan, Sumatera Utara, dengan segala tradisi, perjuangan, dan dinamika sosial yang mengikutinya. Desa Belawan Bahari bukan hanya sekadar kampung nelayan biasa, tetapi juga sebuah tempat yang menyimpan cerita tentang hubungan erat antara manusia dan laut, serta bagaimana perubahan zaman mempengaruhi cara hidup mereka.

Menelusuri Jejak Kehidupan Orang Belawan Bahari

Marinas One– Desa Belawan Bahari, terletak di Kecamatan Medan Belawan, adalah rumah bagi lebih dari 10.000 jiwa, mayoritasnya adalah nelayan yang bergantung sepenuhnya pada hasil laut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagai Kawan Bahari yang mempelajari kehidupan masyarakat pesisir, ada banyak hal yang bisa dipahami dari tradisi dan tantangan yang mereka hadapi setiap hari. Para nelayan di sini melaut dengan cara yang sudah turun-temurun, namun tak bisa lepas dari dampak modernisasi yang semakin terasa.

Tradisi yang Tak Lekang oleh Waktu

Dilansir dari Wikipedia, kehidupan orang Belawan Bahari sangat dipengaruhi oleh tradisi. Masyarakat di sini tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan laut, tetapi juga menjaga nilai-nilai budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka. Para nelayan Belawan Bahari masih menggunakan peralatan tradisional untuk menangkap ikan, meskipun beberapa di antaranya mulai beralih menggunakan teknologi yang lebih canggih.

Berbicara tentang tradisi, ada satu hal yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan mereka, yaitu kerukunan antarwarga. Setiap individu, baik itu nelayan laki-laki maupun perempuan, memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan hidup komunitas ini. Para perempuan, meskipun tidak ikut melaut, memiliki andil besar dalam mendukung aktivitas ekonomi keluarga dengan mengelola warung dan membantu menjual hasil tangkapan di pasar.

Pentingnya Kebersamaan di Tengah Lautan:

  • Ketahanan Sosial: Setiap orang memiliki tanggung jawab sosial untuk menjaga keharmonisan kampung.
  • Peran Perempuan: Perempuan ikut berperan dalam ekonomi melalui penjualan hasil laut dan kegiatan sosial lainnya.

Sumber Penghidupan dari Laut yang Bergelora

Bagi orang Belawan Bahari, laut adalah sumber kehidupan utama. Masyarakat ini dikenal memiliki keterampilan luar biasa dalam menangkap berbagai biota laut, seperti ikan, udang, hingga kerang. Mereka terbagi dalam tiga kelompok nelayan utama:

  1. Nelayan Tuamang: Mereka menangkap ikan di perairan dangkal.
  2. Nelayan Langgai: Kelompok ini menangkap ikan dan udang di laut yang lebih dalam.
  3. Nelayan Kerang: Berfokus pada penangkapan kerang di perairan yang lebih dalam.

Setiap pagi, sebelum matahari terbit, mereka sudah berangkat melaut, membawa perahu-perahu kecil yang mereka miliki. Kadang, mereka harus berlayar hingga berjam-jam lamanya untuk mendapatkan hasil tangkapan yang memadai. Namun, hasil tangkapan tersebut sering kali dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi. Dengan adanya perubahan iklim, aktivitas melaut yang sebelumnya dapat diprediksi, kini menjadi lebih sulit dilakukan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Nelayan:

  • Perubahan Cuaca: Fenomena perubahan iklim menyebabkan cuaca yang lebih ekstrem dan tidak menentu.
  • Ketergantungan pada Laut: Ketika hasil tangkapan berkurang, ekonomi masyarakat sangat terdampak.
  • Keterbatasan Teknologi: Beberapa nelayan masih menggunakan cara-cara tradisional meskipun teknologi sudah mulai masuk.

Tantangan Pendidikan di Tengah Laut

Kehidupan nelayan tidak hanya terfokus pada laut, tetapi juga pada tantangan sosial yang dihadapi masyarakat Belawan Bahari. Salah satunya adalah akses pendidikan yang terbatas. Banyak anak-anak nelayan yang hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat sekolah dasar atau menengah pertama. Pendidikan tinggi sepertinya bukan pilihan bagi mereka, mengingat keterbatasan ekonomi yang membuat biaya pendidikan menjadi penghalang.

Namun, ada sedikit perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat partisipasi pendidikan di desa Belawan Bahari mengalami peningkatan, meskipun belum mencapai angka yang memadai. Ini menunjukkan adanya perubahan dalam pola pikir masyarakat, yang mulai melihat pentingnya pendidikan meski untuk melanjutkan tradisi sebagai nelayan tetap menjadi pilihan utama.

Pendidikan dan Perubahan Sosial:

  • Kesulitan Ekonomi: Keterbatasan dana membuat anak-anak nelayan kesulitan untuk melanjutkan pendidikan.
  • Perubahan Pilihan Karir: Beberapa anak muda mulai memilih bekerja di sektor non-nelayan, seperti di pabrik.

Kehidupan Sosial dan Agama yang Beragam

Agama juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari orang Belawan Bahari. Islam adalah agama mayoritas, namun dengan berkembangnya masyarakat yang semakin beragam, agama Kristen, Budha, dan Konghucu juga mulai dianut oleh sebagian orang, terutama yang berasal dari etnis Tionghoa dan Batak. Meskipun demikian, praktik keagamaan di Belawan Bahari tidak selalu sesuai dengan aturan yang ketat, seperti yang biasa ditemukan di komunitas Muslim lain di Sumatera Utara. Kehidupan keagamaan mereka seringkali tumpang tindih dengan rutinitas melaut yang kadang mengabaikan waktu ibadah.

Meski begitu, orang Belawan Bahari tetap menjaga kebersamaan antarumat beragama. Mereka rutin mengadakan kegiatan pengajian dan kegiatan sosial lain untuk mempererat tali silaturahmi, seperti yasinan dan wiridan yang diadakan dua kali seminggu. Warung kopi yang tersebar di sepanjang tepi laut juga menjadi tempat bertemu untuk berbagi cerita, bahkan sering kali menjadi tempat bagi kaum pria untuk beristirahat setelah melaut.

Peran Agama dalam Kehidupan Sosial:

  • Beragam Agama: Meskipun mayoritas Islam, agama lain seperti Kristen dan Budha juga berkembang.
  • Kegiatan Sosial: Kegiatan keagamaan seperti yasinan menjadi salah satu bentuk kebersamaan.

Perubahan Zaman dan Dampaknya Terhadap Orang Belawan Bahari

man riding on b oat during daytime
Photo by Matan Levanon

Seiring berjalannya waktu, perubahan zaman membawa tantangan baru bagi masyarakat Belawan Bahari. Perubahan iklim, modernisasi, dan pergeseran pola pikir generasi muda mulai memengaruhi cara hidup mereka. Dulu, menjadi nelayan adalah profesi yang sangat dihormati dan dipilih oleh mayoritas penduduk, tetapi kini semakin banyak anak muda yang lebih memilih untuk bekerja di sektor lain, seperti industri atau perdagangan, yang menawarkan peluang lebih stabil dan pendapatan yang lebih besar.

Meskipun demikian, tradisi melaut yang telah turun-temurun tetap dipertahankan. Banyak nelayan tua yang masih menjadi living legend di kalangan masyarakat, dengan pengalaman dan keterampilan yang mereka miliki. Para nelayan muda yang mengikuti jejak mereka masih memegang teguh tradisi, meski mereka juga harus beradaptasi dengan tantangan yang ada.

Dampak Perubahan Zaman:

  • Pergeseran Profesi: Meningkatnya minat terhadap pekerjaan non-nelayan, terutama di sektor industri.
  • Modernisasi: Pengenalan teknologi dan alat tangkap modern memberikan tantangan sekaligus peluang.

Menghargai Tradisi, Menyongsong Masa Depan Orang Belawan Bahari

Kawan Bahari, kehidupan orang Belawan Bahari adalah kisah tentang ketangguhan, kerjasama, dan adaptasi. Meskipun terjepit oleh perubahan zaman dan tantangan baru, mereka tetap menjaga tradisi dan hubungan mereka dengan laut. Namun, bagaimana masa depan mereka akan berjalan masih sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan yang terus menerus terjadi.

Masyarakat Belawan Bahari menunjukkan bahwa meskipun dunia berubah, nilai-nilai kekeluargaan dan tradisi yang telah ada sejak lama tetap menjadi fondasi yang kuat. Kehidupan mereka adalah bukti bahwa di balik setiap perubahan zaman, ada kekuatan untuk bertahan yang datang dari dalam diri dan komunitas yang saling mendukung.

Penulis: SeaExplorer

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Maret 15, 2025