Marinas One– Sebuah insiden menggemparkan kembali terjadi di perairan Jawa Timur. Kali ini, dua nelayan asal Pulau Mandangin, Sampang, menjadi korban serangan kapal misterius di perairan Desa Patereman, Bangkalan. Salah satu dari mereka mengalami luka berat akibat ledakan bondet. Apa sebenarnya yang terjadi di laut lepas ini? Siapa dalang di balik serangan brutal ini?
Pada Kamis, 6 Maret 2025, sekitar pukul 10.00 WIB, dua nelayan asal Dusun Kramat, Desa Mandangin, Sampang, yaitu Roni (30) dan Sohib (32), sedang mencari ikan di perairan Bangkalan. Awalnya, aktivitas mereka berjalan normal hingga sebuah kapal mendekat tanpa peringatan.
Tanpa basa-basi, kapal misterius itu melemparkan bondet—bom ikan rakitan yang kerap digunakan dalam praktik penangkapan ikan ilegal. Serangan ini tak hanya mengejutkan, tetapi juga menimbulkan ancaman serius bagi nyawa para nelayan.
Begitu menyadari bahaya, Sohib berusaha menendang bondet yang dilemparkan ke perahu mereka. Sayangnya, bom tersebut langsung meledak dan menyebabkan luka serius pada tubuhnya. Roni, yang menyadari situasi genting, segera melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.
Setelah ledakan terjadi, Roni dengan sigap mengevakuasi Sohib ke daratan terdekat dan meminta bantuan warga sekitar. Dengan gotong royong, masyarakat setempat segera melarikan korban ke Puskesmas Sreseh guna mendapatkan pertolongan medis.
Serangan tersebut meninggalkan dampak yang mengerikan bagi Sohib. Berdasarkan laporan kepolisian, ia mengalami luka serius pada kaki kanan, lutut kiri, dan tangan kiri akibat ledakan. Sementara itu, Roni selamat tanpa cedera karena berhasil melompat ke laut sebelum ledakan terjadi.
Kapolres Sampang, AKBP Hartono, menyebutkan bahwa kapal yang diduga melakukan penyerangan berasal dari kelompok nelayan di wilayah Batah, Bangkalan. Namun, hingga kini, motif di balik serangan tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
Ada beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi serangan ini:
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami motif sebenarnya dan berusaha mengungkap pelaku di balik aksi brutal ini.
Insiden ini tidak hanya berdampak pada korban, tetapi juga menciptakan ketakutan dan keresahan di kalangan nelayan Pulau Mandangin. Beberapa dampak yang dirasakan akibat kejadian ini antara lain:
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, ada beberapa langkah yang perlu segera diambil:
Pihak berwenang harus meningkatkan pengawasan di jalur-jalur perairan rawan konflik, terutama di wilayah Bangkalan dan sekitarnya.
Pelaku penyerangan harus segera diidentifikasi dan diproses secara hukum untuk memberikan efek jera.
Penggunaan bondet harus ditekan melalui sosialisasi dan edukasi tentang dampak buruknya bagi ekosistem laut dan keselamatan nelayan sendiri.
Membangun komunikasi dan kesepakatan antar-nelayan dari berbagai daerah bisa menjadi solusi untuk menghindari konflik serupa di masa mendatang.
Kawan Bahari, insiden kapal misterius serang perahu nelayan ini menjadi peringatan serius bagi dunia maritim Indonesia. Kekerasan di laut bukanlah hal yang bisa dibiarkan begitu saja. Keamanan nelayan harus menjadi prioritas, dan aparat penegak hukum harus bertindak cepat untuk menuntaskan kasus ini.
Sebagai masyarakat maritim, kita harus terus mengawasi dan mendesak pihak berwenang agar laut tetap menjadi sumber kehidupan, bukan ladang pertikaian. Mari kita jaga bersama keamanan dan kesejahteraan para nelayan Indonesia!
Penulis: SeaExplorer
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Maret 15, 2025